Para peneliti di Nanyang Technological University (NTU) Singapura menciptakan jalur produksi otomatis pertama di dunia untuk merakit serangga cyborg. Mereka menggunakan robot bertenaga AI untuk menempelkan perangkat elektronik kecil berbentuk ransel ke tubuh kecoak hidup. Perangkat ini membuat kecoak bisa dikendalikan jarak jauh sekaligus membawa sensor untuk mendeteksi suara, getaran, dan korban di bawah reruntuhan.



Metode baru ini bekerja 60 kali lebih cepat dibanding cara manual. Jika biasanya butuh waktu lama untuk memasangi satu kecoak, kini ratusan bisa disiapkan dalam waktu singkat. Teknologi ini sudah diuji di operasi penyelamatan gempa Myanmar dan terbukti membantu menembus area sempit yang tidak bisa dijangkau manusia. Inovasi ini membuka cara baru menggunakan bioteknologi dan robotika untuk bencana, menjadikan kecoak yang dulu dianggap menjijikkan sebagai penyelamat.



Lucu ya, kecoak yang biasanya bikin kita kabur malah jadi pahlawan di tangan ilmuwan. Yang biasanya kita kejar pake sapu atau semprot Baygon, sekarang dipake buat nyelamatin orang di bawah puing. Dunia emang kebalik, kadang yang paling kita jijikin malah yang jadi penyelamat.



Gue jadi mikir, mungkin kita terlalu gampang nge-judge sesuatu dari luarnya doang. Kecoak keliatan kotor, bikin panik, bikin jijik. Tapi ternyata di tangan orang yang ngerti ilmunya, mereka bisa jadi alat super canggih buat nolong nyawa. Jadi kepikiran, jangan-jangan hal atau orang yang sering kita remehin juga punya potensi gede kalau dikasih arah yang tepat.





🏷️ #AIIndonesia #TeknologiMasaDepan #InovasiAI #SearchAndRescue #CyborgInsects